Pengertian, Definisi , Ruang Lingkup, Antropometri Menurut Para Ahli

Pengertian Antropometri

Antropometri adalah suatu cabang ilmu antropologi fisik yang mempelajari tentang teknik pengukuran tubuh manusia meliputi cara untuk mengukur dan melakukan pengamatan pada manusia yang meliputi tulang rangka dan organ-organ tubuh manusia dengan metode dan alat tertentu. Antropologi juga dipakai dalam mengikuti pertumbuhan dan perkembangan post-natal, mendeteksi kelainan, merama pertumbuhan selanjutnya pada waktu dewasa (Waspadji, 2010 dalam EPN Ilma, 2013).

Menurut Indrianti (2010:2), anthropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metron” yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dinyatakan sebagai suatu studi yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri fisik, massa, kekuatan dan karakteristik tubuh manusia yang berupa bentuk dan ukuran. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran tinggi dan berat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan–pertimbangan ergonomis dalammemerlukan interaksi manusia. (Antropometri, 2015).  



Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index atau yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai harapan hidup lebih panjang (Supariasa dkk., 2001 dalam EPN Ilma, 2013).  

Dewasa ini kelebihan berat badan sudah menjadi hal biasa baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Masalah berat badan seperti obesitas merupakan masalah yang sangat kompleks. Hal tersebut patut mendapat perhatian karena kelebihan berat badan dapat memacu berbagai kelainan kardiovaskuler terutama stroke, penyakit jantung, diabetes, kelainan muskuloskeletal, dan beberapa kanker. Salah satu kelainan kardiovaskuler yang terpenting adalah hipertensi. Menurut data WHO (2007) Sekitar 75% hipertensi secara langsung berhubungan dengan kelebihan berat badan. (EPN Ilma, 2013). 

Pembaharuan data ukuran antropometri berkaitan erat dengan metode ukur antropometri. Kroemer (2006) mengemukakan saat ini pengukuran dimensi konvensional menjadi alternatif yang sering dilakukan mengingat pengukuran tersebut menghabiskan waktu dan tingkat error yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan metode pengukuran antropometri yang lebih efektif, mudah, dan efisien. Ide ini menjadi gagasan untuk membuat estimasi parameter khususnya pada antropometri anak. (Antropometri, 2013). 

Definisi Antropometri 


Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros yang berarti ukuran. Antropometri dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot, dan jaringan lemak. Dengan pengukuran antropometri ini akan diketahui tinggi badan, berat badan, dan ukuran badan aktual seseorang. (Mela Fitriani, dkk, 2015).

Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta resikonya. Misalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi berat badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang caracara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari. Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Ruang Lingkup Antropometri 

Menurut Sutalaksana (2006), antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu : (dalam Pengukuran dan Perancangan Sistem Kerja, 2010) 

1. Antropometri statis  

Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, sebagai berikut: (dalam Pengukuran dan Perancangan Sistem Kerja, 2010) 
a. Umur 
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun. 

b. Jenis kelamin  
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. 

c. Suku bangsa (etnis)  
Dimensi tubuh suku bangsa negara barat lebih besar jika dibandingkan dengan dimensi tubuh suku bangsa negara Timur. 

d. Sosio ekonomi 
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara- negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang. 

2. Antropometri dinamis 

Maksud antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu: (dalam Pengukuran dan Perancangan Sistem Kerja, 2010) 
  1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh dalam mempelajari performansi atlet. 
  2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contoh  jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
  3. Pengukuran variabilitas kerja. 
  4. Contoh analisis kinematika dan kemampuan jarijari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.  
Parameter Pengukuran Antropologi

Terdapat parameter merupakan ukuran tunggal tubuh sebagai acuan dalam pengukuran antropometri status gizi individu yang terdiri atas : (Anna Auliyanah, 2012) 

a. Umur 
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, akan menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month). 

b. Berat 
Badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperi dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badann dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Sedangkan adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. 

c. Tinggi Badan 
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Di samping itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Microtoice yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. 

d. Lingkar Lengan Atas 
Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi, antara lain: Baku lingkar lengan atas yang dugunakan sekarang belum mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada hasil-hasil penelitian yang umumnya menunjukkan perbedaan angka prevalensi KEP yang cukup berarti antar penggunaan LILA di satu pihak dengan berat bedan menurut umur atau berat menurut tinggi badan maupun indeks-indeks lain di pihak lain. Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat keterampilan pengukur)relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LILA daripada tinggi badan. Ini berarti kesalahan yang sama besar jauh lebih berarti pada LILA dibandingkan dengan tinggi badan. Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama orang dewasa. Tidak demikian halnya dengan berat badan. Alat ukur yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik. 

e. Lingkar Pinggang dan Pinggul 
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi penguuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell, dkk (1987) memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki. 

f. Lingkar Kepala 
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (hidrosefalus) dan kepala kecil (mikrosefalus). Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat pada tahun pertama, akan tetapi besar lingkaran kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dalam menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.

g. Lingkar Dada 
Pengukuran lingkar dada biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan lingkar dada adalah kurang dari 1. Hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita. 

h. Tebal Lemak di Bawah Kulit 
Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit(skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya padambagian lengan atas (biceps dan triceps), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal), paha (suuprailiaca), tempurung lutut (suprapatellar), dan pertengahan tungkai bawah (medial calf).   

Prosedur Pengukuran

Prosedur Standarisasi Pengukuran :
  1. Perlu dipersiapkan sebanyak 7 orang responden (bisa anak, remaja, atau orang tua) untuk setiap 4 petugas pengukur (peserta pelatihan) plus 1 orang supervisor.
  2. Setiap petugas-petugas pengukur dan supervisor harus sudah siap dengan formulir hasil pengukuran antropometri
  3. Supervisor diberi kesempatan pertama kali mengukur BB dan TB responden, yang kemudian diikuti oleh petugas pengukur secara berurutan. Pada saat melakukan pengukuran, supervisor maupun petugas pengukur yang belum mendapat giliran mengukur harus berada menjauh dari petugas yang sedang melakukan pengukuran.
  4. Setelah supervisor dan masing-masing petugas pengukur melakukan pengukuran terhadap 7 responden, catatan hasil pengukuran harus diserahkan pada pimpinan kelompok.
  5. Selanjutnya supervisor dan petugas pengukur melakukan pengukuran ulang terhadap ketujuh responden dengan cara yang sama. Setelah selesai semua melakukan pengukuran, catatan hasil pengukuran harus diserahkan pula ke ketua kelompok.
  6. Selanjutnya catatan hasil pengukuran supervisor dan petugas pengukur dipindahkan ke dalam formulir tabulasi yang telah dipersiapkan. Bentuk formulir tabulasi dapat dipelajari pada halaman berikutnya.
  7. Gunakan formulasi perhitungan hasil uji standarisasi seperti yang diberikan pada halaman selanjutnya.
Cara menimbang berat badan :
  • letakkan timbangan di tempat yang datar/rata.
  • periksalah timbangan dengan seksama, timbangan harus dalam posisi “0” sebelum menimbang subjek.
  • Subjek diminta melepas sepatu dan kaus kaki, melepas jaket, topi, dan barang-barang yang melekat pada subjek yang sekiranya akan menambah berat timbangan, termasuk dompet dan HP.
  • Subjek naik ke atas timbangan, posisi subjek harus tegak lurus dan pandangan ke depan. Sebisa mungkin subjek harus dalam keadaan diam/stabil.
  • Pengamat membaca hasil yang tertera pada timbangan.
  • Pengamat mencatat data berat badan subjek.
Cara mengukur tinggi badan :
  • Pengukuran tinggi badan menggunakan papan vertikal yang ditempeli meteran khusus.
  • Papan vertikal tersebut dihubungkan dengan papan yang ditempatkan secara horizontal, papan ini dapat digeser-geser sampai mencapai titik kepala seseorang.
  • Alat ukur yang tersedia secara portable disebut microtoise.
  • Pengukuran dengan kaki telanjang.
  • Pakaian tipis agar posisi tubuh keliatan.
  • Tumit, kaki, pantat, punggung dan kepala menyentuh (papan) dinding.
  • Pandangan tegak lurus ke depan.
  • Lengan menggantung bebas.

Daftar Isi Cari Nilai Bagus

Popular posts from this blog

Pengertian | Fungsi | Zat Besi | Cobalt | Sumber Makanan

Kesenian dan Kebudayaan Riau, Rumah Adat Riau, Pakaian Adat Riau, Senjata Tradisional Riau, Tari Tradisional, Alat Musik Tradisional Riau